STUDIUM GENERALE bersama Assoc. Prof. Dr. Seleomoney Palaniandy

Assalamualaikum
Selamat pagi sahabat, saya mau memberikan ilmu yang saya dapat saat Studium Generale bersama Assoc. Prof. Dr. Seleomoney Palaniandy di Auditorium FE UNY tanggal 19 Maret 2015.
Tema yang diambil dalam acara tersebut yaitu Understanding the Purpose of Education: Implications for Life Long Learning

“Ilmu tidak akan berakhir meskipun besok anda akan mati”. Amanat yang dapat diambil dari kisah seorang filsuf yunani yaitu Sekrotes.
Beliau menceritakan kisah Sekrotes yang merupakan seorang guru Plato. Pada suatu hari, Sekrotes akan dihukum mati esok hari tetapi di malam sebelum eksekusi mati, dia mendengar suara musik yang sebelumnya dia belum tau, lalu dia pun mencari dimana datangnya suara tersebut. Setelah ditelusuri dia mendapati seseorang memaikan musik yang asing untuknya. Sokretes pun meminta untuk mengajarinya alat musik tersebut.
Kemudian orang tersebut tertawa terbahak-bahak.”Hahahahaha..”.
Kalian tau kenapa orang tersebut tertawa?
Dia tertawa karena menurutnya untuk apa orang yang esok akan mati belajar alat musik yang ia maikan itu. Lalu Sokretes menjawab “saya ingin belajar walaupun esok akan mati”

Ada sedikit cerita mengenai buah apel dan buah jeruk.
Pada suatu hari, seorang anak yang baru masuk sekolah dan belum mengenal angka. Anak tersebut masuk sekolah hari pertama. Sang ibu tidak tau apa yang diajarkan kepada anaknya dan menunggu dirumah.
Saat di sekolah, seorang guru mengenalkan angka kepada anak muridnya yang baru. Dia menggunakan cara yang menurutnya mudah untuk menerapkan konsep untuk mengenal angka kepada anak muridnya. Dia menggunakan alat bantu yaitu buah “Apel”.
Lalu mulailah ia mengajar, “ ini satu apel” kemudian iapun menambah apel tersebut sampai anak muridnya mengertio. “1 apel, 2 apel, 3 apel dst...” Lalu sang guru pun mulai dengan hitungan pertambahan “ 2 apel ditambah 3 apel sama dengan ???” “5 apel” jawab anak muridnya.
Setelah selesai sekolah ia pun langsung pulang ke rumah.
Setelah sampai di rumah, ibunya menanyakan apa yang diajarkan oleh gurunya. Dan mencoba mempraktekan cara yang diajarkan gurunya tapi dengan alat bantu yang berbeda yaitu “ Jeruk”. “2 jeruk ditambah 3 jeruk sama dengan?”
Setelah ditanya oleh ibunya hal seperti itu. Kemudian si anak pun marah.  “Dede baru belajar Apel bu, belum belajar Jeruk, mungkin besok!”
Nah dari sini kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita harus menjadi guru yang terbaik. Menurut beliau guru yang terbaik adalah guru bagi diri anda sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat SKCK di POLRES KARAWANG